Anyaman Atap Berbahan Bambu Pengganti Eternit Asbes
Awal tahun lalu, selesai sudah perbaikan bagian-bagian rumah di rumahku. Awalnya ga ada niatan, hanya ingin memperbaiki bagian gudang aja karena gudangnya agak lembab kelamaan ga dipake. Ga taunya merembet ke semua bagian termasuk benerin atap rumah. Bapakku maunya kita pakai atap yang dibuat dari anyaman bambu. Katanya sih, penggunaan eternit dari asbes sebagai atap bangunan di Indonesia banyak diminati, tetapi penggunaan asbes pada eternit ini memiliki berbagai efek samping, salah satunya gampang ambrol atau patah gitu kalau kena udara lembab atau keseringan kena air hujan. Jadilah, bapak pilih atap yang menggunakan anyaman bambu untuk menutup atap rumah. Penggunaan bambu untuk atap rumah gunanya memberi rasa adem saat siang hari, dan saat malam hari memberi rasa hangat. Bahkan katanya, hasil kerajinan dari bambu yang digunakan sebagai atap ini bisa bertahan sampai puluhan tahun. Dengan harga jual yang jauh lebih ekonomis dibandingkan genting, ternyata manfaat dan ketahanannya pun dapat diandalkan.
Kalau dilihat manfaatnya begitu, mau dong ngeluarin biaya yang ternyata ga sedikit karena dikalikan dengan jumlah meteran rumah. Hehehe. Sekitar 200 meter untuk pembelian eternit anyaman bambu ini menghabiskan dana sekitar tiga jutaan. Itu udah termasuk biaya si tukang dan asistennya pasang ke atapnya sih. Kalo diitung-itung termasuk murah, soalnya juga ga ngasih makan sama si tukang #eh :D Yah kan, sistemnya borongan gitu. Bapak pesen sama tukangnya, trus tukangnya dateng ke rumah ngitung-ngitung jumlah meter yang bakal dikerjain. Ada beberapa ruangan, jadi setiap detail ruangan dihitung masing-masing, missal ruangan A luasnya 7 x 4 meter, trus ruangan kedua beda lagi ukurannya.
Btw, setelah itu kita nunggu tukangnya ngerjain. Lama pengerjaan memang tergantung pesanan. Waktu itu dijanjiin selesai 2 minggu, tapi ditunggu belum selesai juga, setelah 2 hari dari dua minggu itu baru selesai. Mungkin butuh waktu lama karena mengingat waktu itu bulan januari, musimnya lagi musim hujan. Hehe. Jadi bisa jadi bambunya udah kelar dipotong-potong tapi belum kering buat dipelitur warna coklat. Oya, hasil anyamannya lumayan rapi dan bagus karena aku kira awalnya cuma dipasang biasa aja, datar aja gitu, tanpa model yang aneh-aneh ya. Ga taunya dimodel seperti ada lekukan ke arah tengah ruangan. Liat aja deh hasilnya di gambar di bawah ini. :D
hasil pemasangan anyaman bambu buat atap di ruang tamu, anyaman ini gantinya eternit asbes, hasilnya bikin adem :D |
hasil pemasangan anyaman bambu di ruangan tamu, eternitnya dibuat lekukan gitu, biar ada motifnya |
ada kotak kecil yang bisa digeser buat benerin saluran listrik kalo rusak, ini di ruang dapur |
walau ruangannya ga terpisah, alias nyambung, keliatannya jadi ada dua ruangan karena dibikin ada pemisahnya, ini di ruang tamu |
Oya, biasanya, selain anyaman bamboo buat atap ini, pengrajinnya juga biasanya bikin aneka ragam kerajinan lain, kalo setauku ada kursi dan meja dari bambu, trus pembatas ruangan dari bambu, ada lagi apa ya… buat tempat parcel juga. Yang jelas, anyaman dari bambu ini awet, unik motifnya, dan kuat hasilnya. Pengrajinnya dituntut untuk sabar, telaten, teliti dan kerja keras karena harus bisa menyesuaikan dengan selera pasar. Kalau pasar sedang banyak permintaan, dia harus memperbanyak asisten untuk membantu agar waktu pengerjaan yang dijanjikan bisa segera selesai. Kalau kerajinan di daerahmu ada apa saja, teman? Share dong di sini :D
Pesan plafon anyaman bambu dimana ya daerah malang??makasiih
BalasHapus